Surat Teruntuk Tuan Bijaksana

Untuk Tuan Bijaksana yang kami cinta,
Kasih kami ucapkan tanpa suara.
Surat ini, surat yang tak pernah kau baca,
Bernaung simbol yang tak pernah kau lirik jua.

Nyatanya, kami hanya manusia yang hina,
Pekerja pencari beras tuk sanak keluarga.
Hasil panen pun raib digerogoti hama,
Sungguh bijaksana, Tuan, dalam retorika.

Tubuh kami kering kerontang penuh lara,
Anak kami bodoh dan sakit, hampir menuju baka.
Istri-istri kami berteriak tak karuan dalam derita,
Lelaki mereka banyak kehilangan kerja.

Pengajar pun tak ada, anak-anak tak tahu dunia.
Sajian Rijsttafel Tuan tak cukup bagi mereka,
Rak-rak perpus kosong melompong di sana,
Ruang ilmu kini telah meninggal dunia.

Sekali lagi, Tuan, kami hanya rakyat jelata.
Mohon maaf, rintihan aksara lancang para hamba.
Pilu kami memang bukan pilu Tuan Bijaksana.
Etiket kami pahami, tapi kami penuh paksa.

Kami mungkin esok sudah tiada.
Salam, salam kami dan sanak keluarga.
Sehat selalu, Tuan Bijaksana.

Oleh – (Andrean/Ext)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *