Fenomena Kosmik Spektakuler! Jangan Lewatkan Keajaiban Langit di Maret 2025

Extama – Maret 2025 akan menjadi bulan yang penuh dengan peristiwa astronomi luar biasa. Berbagai fenomena langit, mulai dari gerhana, purnama istimewa, hingga momen langka di mana cincin Saturnus tampak menghilang, akan menghiasi angkasa.

Bagi para pencinta astronomi,ini menjadi momen yang sayang untuk dilewatkan. Berbagai fenomena langit yang langka dan menakjubkan akan menjadi kesempatan berharga untuk menyaksikan keindahan alam semesta secara langsung.

Fenomena astronomi dapat diamati dengan mata telanjang maupun menggunakan alat bantu seperti teleskop. Objek-objek seperti Bulan, bintang, dan planet sering kali dapat dilihat langsung.

Sedangkan objek yang lebih jauh seperti nebula dan galaksi memerlukan peralatan khusus. Dengan berbagai peristiwa yang akan terjadi sepanjang bulan Maret, langit malam akan menyuguhkan pengalaman yang menarik untuk diamati.

Berdasarkan informasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Royal Museums Greenwich, serta kalender astronomi In The Sky, berikut adalah beberapa fenomena astronomi menarik yang patut diperhatikan pada Maret 2025.

1. Elongasi Timur Terbesar Merkurius (8 Maret 2025)

Pada tanggal 8 Maret 2025, Merkurius akan mencapai elongasi timur terbesar, yaitu 18,5 derajat dari Matahari. Ini merupakan waktu terbaik untuk mengamati Merkurius karena posisinya berada pada jarak sudut terjauh dari Matahari di langit Bumi.

Merkurius sulit diamati dengan mata telanjang karena dekat dengan Matahari dan sering tertutup oleh cahaya silau. Namun, pada momen elongasi ini, planet tersebut dapat terlihat setelah matahari terbenam.

Untuk pengamatan yang lebih jelas, disarankan menggunakan teleskop atau teropong pada saat senja sebelum Merkurius kembali tenggelam di bawah cakrawala.

2. Gerhana Bulan Total “Blood Moon” (13-14 Maret 2025)

Gerhana Bulan Total terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, menghalangi cahaya Matahari yang biasanya menerangi Bulan.

Namun, atmosfer Bumi membiaskan cahaya merah dari Matahari, sehingga Bulan tampak berwarna merah atau oranye. Fenomena ini sering disebut sebagai Blood Moon.

Gerhana ini akan berlangsung dengan jadwal sebagai berikut:

  • Gerhana penumbra mulai: 10:57 WIB
  • Gerhana sebagian mulai: 12:07 WIB
  • Gerhana total mulai: 13:42 WIB
  • Puncak gerhana: 14:22 WIB
  • Gerhana total berakhir: 15:02 WIB
  • Gerhana sebagian berakhir: 16:00 WIB

Sayangnya, gerhana ini terjadi pada siang hari di Indonesia, sehingga tidak dapat diamati secara langsung. Namun, wilayah seperti Amerika Utara, Eropa, dan sebagian Asia berkesempatan menyaksikan puncak Blood Moon dengan jelas.

3. Purnama “Worm Moon” (14 Maret 2025)

Purnama pada bulan Maret dikenal sebagai “Worm Moon,” nama yang berasal dari tradisi suku asli Amerika.

Pada bulan ini, tanah mulai mencair setelah musim dingin, dan cacing tanah mulai muncul, menandakan datangnya musim semi di belahan Bumi utara.

Fenomena ini akan terjadi pada 14 Maret 2025 pukul 13:54 WIB. Meskipun puncaknya terjadi siang hari di Indonesia.

Bulan akan tampak penuh sepanjang malam 13-14 Maret, sehingga masih bisa diamati dengan jelas oleh masyarakat di Indonesia.

4. Ekuinoks Maret (20 Maret 2025)

Ekuinoks adalah fenomena astronomi di mana Matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, menyebabkan durasi siang dan malam hampir sama di seluruh dunia. Ekuinoks Maret akan terjadi pada 20 Maret 2025 pukul 16:01 WIB.

Fenomena ini menandai awal musim semi di belahan Bumi utara dan awal musim gugur di belahan Bumi selatan. Di daerah khatulistiwa, ekuinoks menciptakan efek unik di mana bayangan benda tampak sangat pendek atau bahkan menghilang saat tengah hari karena Matahari berada tepat di atas kepala.

5. Cincin Saturnus “Menghilang” (23 Maret 2025)

Saturnus terkenal dengan sistem cincinnya yang besar dan indah. Namun, setiap 13 hingga 15 tahun sekali, cincin ini tampak menghilang jika dilihat dari Bumi.

Fenomena ini terjadi karena orbit Bumi melintasi bidang cincin Saturnus, membuat cincin tampak sangat tipis dari perspektif kita.

Untuk mengamati perubahan ini, diperlukan teleskop yang cukup kuat. Cincin Saturnus akan hampir tak terlihat selama beberapa bulan sebelum akhirnya kembali tampak lebih lebar seiring dengan perubahan sudut orbitnya.

6. Gerhana Matahari Parsial (29 Maret 2025)

Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, menyebabkan sebagian cahaya Matahari terhalang. Kali ini, yang terjadi adalah gerhana matahari parsial, di mana hanya sebagian Matahari yang tertutupi oleh Bulan.

Fenomena ini dapat diamati di beberapa wilayah, dengan lokasi terbaik berada di bagian timur Amerika Utara. Selain itu, beberapa bagian Eropa, Asia Utara, Atlantik, dan Arktik juga berkesempatan menyaksikan sebagian gerhana ini.

Untuk mengamati gerhana matahari parsial dengan aman, sangat penting untuk menggunakan kacamata gerhana atau filter khusus pada teleskop. Melihat Matahari secara langsung tanpa perlindungan dapat berbahaya bagi mata.

Maret 2025 akan menjadi bulan yang penuh dengan fenomena astronomi menarik, mulai dari Gerhana Bulan Total (Blood Moon), hingga hilangnya cincin Saturnus. Meskipun tidak semua fenomena dapat diamati langsung dari Indonesia, beberapa di antaranya tetap bisa dinikmati, seperti purnama dan ekuinoks.

Fenomena astronomi ini bukan hanya pemandangan yang indah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang alam semesta.

Dengan terus mengamati dan meneliti peristiwa langit, manusia dapat semakin menghargai keajaiban yang terjadi di luar angkasa.

Bagi para pengamat langit, bulan Maret 2025 menjadi momen yang tidak boleh dilewatkan. Persiapkan teleskop, catat tanggal-tanggal penting, dan nikmati keindahan langit malam yang penuh dengan kejutan.

Author : Ersya
Editor : Khaishya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *