
Extama – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Universitas Bina Bangsa. Hadi Nurhadi, yang akrab disapa Dancho, sukses meraih juara 3 dalam kategori umum putra pada ajang Olimpiade Orienteering 2025 yang diselenggarakan oleh Mapala Impecta Unipdu, Jombang, Jawa Timur.
Mahasiswa semester 6 Program Studi Ilmu Komputer ini merupakan anggota aktif UKM Mapelba Banten. Ia berkompetisi membawa nama UKM tersebut secara mandiri, tanpa dukungan langsung dari institusi kampus, baik dalam bentuk dana maupun fasilitas.
Orienteering adalah olahraga yang menuntut ketangkasan fisik dan kecerdasan navigasi. Peserta diharuskan menemukan titik-titik kontrol yang tersebar di alam terbuka hanya dengan bantuan peta dan kompas.
Ajang ini menekankan kecepatan, ketelitian, serta kemampuan mengambil keputusan secara cepat di medan yang tidak biasa.
Menurut Hadi, ia tertarik mengikuti kompetisi ini karena formatnya yang menggunakan kategori middle distance, sebuah format yang jarang ditemui. Lintasan menengah ini umumnya berlangsung di medan berat seperti hutan, pegunungan, atau kaki gunung.
“Formatnya cukup langka dan menantang. Medan yang digunakan membuat saya tertarik untuk ikut. Antusiasme peserta, khususnya dari wilayah timur, juga luar biasa,” ujarnya.
Hadi mengaku bersyukur atas pencapaian tersebut, meskipun belum sepenuhnya sesuai dengan target pribadinya.
“Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan juara 3, namun sebenarnya kami ingin hasil yang lebih baik dari sebelumnya,” ungkapnya.
Ini merupakan tahun pertama Hadi mengikuti Olimpiade Orienteering dalam kategori umum putra. Ia harus bersaing dengan berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, masyarakat umum, sipil, hingga militer.
Persiapan dilakukan selama tiga minggu hingga satu bulan. Namun, tantangan terbesar justru datang dari dalam diri sendiri. “Kesulitan utama saat latihan adalah melawan rasa malas untuk berlatih,” kata Hadi.
Saat perlombaan pun tidak mudah. Ia harus menyesuaikan diri dengan cuaca yang berbeda dari daerah asalnya. Untuk itu, Hadi tiba di lokasi satu hingga dua hari lebih awal agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Meskipun membawa nama UKM Mapelba Banten, Hadi tidak secara formal mewakili kampus dalam kompetisi tersebut. Ia mengungkapkan bahwa dukungan dari pihak kampus masih perlu ditingkatkan, khususnya dalam hal pendanaan dan fasilitasi kegiatan mahasiswa berprestasi.
“Saya beberapa kali mengikuti lomba dan mendapatkan penghargaan. Pihak kaprodi sering meminta data untuk keperluan akreditasi, dan saya bersedia memberikannya, dengan harapan agar saya mendapat kelonggaran jika kegiatan bertabrakan dengan jadwal kuliah,” jelas Hadi.
Namun, ia menyadari bahwa koordinasi antara kebutuhan akademik dan kegiatan eksternal masih menjadi tantangan tersendiri.
“Saat lomba kemarin bertepatan dengan UTS. Saya sudah meminta izin, tetapi prosesnya cukup sulit. Saya tetap diminta mengikuti UTS dan tidak diberi kesempatan ujian susulan. Beruntung, beberapa dosen masih memahami kondisi saya dan memberikan izin,” tambahnya.
Terlepas dari segala keterbatasan, Hadi berhasil menunjukkan bahwa semangat, dedikasi, dan kerja keras mampu mengantarkannya meraih prestasi membanggakan, bahkan di tengah persaingan yang sangat kompetitif dari berbagai daerah di Indonesia.
Author : Dendi
Editor : Mercy