
Extama – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Universitas Bina Bangsa menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertajuk “Perjuangan R.A. Kartini Menyemangati Perempuan Masa Kini yang Berbudaya”, yang berlangsung sejak 25 April hingga 2 Mei 2025.
Rangkaian ini diisi dengan berbagai kegiatan inspiratif dan kompetitif yang menyoroti peran serta kontribusi perempuan dalam masyarakat kontemporer.
Serangkaian lomba, peragaan budaya, hingga seminar nasional menjadi panggung bagi mahasiswa dan dosen untuk mengekspresikan semangat Kartini dalam wujud kekinian.
Kegiatan pertama dimulai pada 25 April 2025 dengan lomba tumpeng antar fakultas dan unit kerja. Acara ini disambut meriah karena tidak hanya mengedepankan kreativitas, tetapi juga kebersamaan dan nilai-nilai tradisional.
Suasana makin semarak pada 30 April 2025, saat para dosen tampil anggun dalam peragaan busana adat. Dengan latar panggung yang penuh warna, mereka memperlihatkan kekayaan budaya nusantara dan keberagaman sebagai bagian dari karakter perempuan Indonesia.
Puncak kegiatan dilaksanakan pada 2 Mei 2025 melalui Seminar Nasional Hari Kartini yang bertempat di lantai 6 Gedung Utama Universitas Bina Bangsa. Seminar ini menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif, yaitu:
- Dra. Hj. Sakti Andayani sebagai Keynote Speaker
- Entin Oliantini, S.Ag., M.Si, Kepala Dinas DP3AKKB Provinsi Banten
- Lista Hurustiaty, S.H., M.H, Ketua CSR Kota Tangerang Selatan
- Acara ini dimoderatori oleh Dr. Munawaroh, M.M.
Rektor Universitas Bina Bangsa, Prof. Drs. M. Suparmoko, M.A., Ph.D., membuka seminar dengan sambutan yang menekankan pentingnya kesetaraan gender dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kita harus hidup berdampingan tanpa melihat perbedaan gender. Perempuan dan laki-laki memiliki hak serta kesempatan yang sama dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa,” ujarnya.
Dalam keynote speech-nya, Sakti Andayani mengangkat refleksi sejarah perempuan dari masa Kartini hingga era digital, serta pentingnya teknologi sebagai alat pembentuk karakter perempuan modern.
“Perempuan masa kini tidak hanya dituntut cerdas secara intelektual, tetapi juga harus mencerminkan tanggung jawab terhadap nusa dan bangsa,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa nilai-nilai yang diwariskan Kartini dan Ki Hajar Dewantara seharusnya tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi dijadikan bagian dari kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, Entin Oliantini membagikan pandangannya mengenai pentingnya pemberdayaan perempuan dan menemukan kebahagiaan dalam kemandirian.
“Perempuan tidak boleh menyerah pada keadaan. Pemberdayaan berarti membekali diri agar hidup dalam kebahagiaan dan berdaya secara utuh,” tegasnya.
Sementara itu, Lista Hurustiaty, dengan latar belakang hukum, menyoroti urgensi perlindungan hak perempuan di berbagai sektor kehidupan.
“Hidup tidak harus menunggu iming-iming dari suami. Kita harus memahami hak hukum kita dan mampu mandiri, baik secara ekonomi maupun sosial,” katanya.
Antusiasme peserta tampak jelas selama sesi diskusi. Banyak mahasiswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis yang mengintegrasikan data, realitas sosial, serta sudut pandang akademis mengenai posisi dan peran perempuan masa kini.
Beberapa peserta bahkan membagikan pengalaman mereka sebagai agen perubahan di bidang statistik, media, dan aktivisme gender.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan bingkisan khusus kepada penanya terbaik, yang semakin menambah semangat peserta untuk aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab.
Acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba. Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) berhasil meraih gelar juara umum dan membawa pulang piala bergilir, setelah memenangkan sejumlah kompetisi yang diselenggarakan selama rangkaian acara.
Melalui kegiatan ini, Universitas Bina Bangsa berhasil menghidupkan kembali semangat Kartini sebagai sosok visioner yang tak hanya dikenang dalam sejarah, tetapi juga menjadi inspirasi nyata bagi perempuan masa kini—perempuan yang tangguh, berdaya, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
Author : Khaishya
Editor : Mercy