Darurat! 40% Remaja Indonesia Merupakan Perokok Aktif

Extama- Di era sekarang ini mungkin kita sudah sangat sering menjumpai anak-anak merokok baik itu anak SMP, SMA atau yang lebih mirisnya lagi anak SD. Hal ini tentunya tidak bisa dianggap normal-normal saja bagi kita, terlebih lagi usia mereka yang masih di bawah umur.

Hal tersebut tidak dapat kita pungkiri, karena nyatanya Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok aktif tertinggi di dunia yang mayoritas nya adalah laki-laki berusia muda yang mirisnya kebanyakan telah mengonsumsi rokok pada saat usia 12-18 tahun.

Menurut Global Adult Tobaco Survei (GATS) sebuah survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) terdapat sebanyak 34,8% remaja berusia 15 tahun dengan prevalensi laki-laki sekitar 67% dan wanita 2,7%.

Sementara menurut Kementrian Kesehatan (Kemenkes) jumlah perokok anak dan remaja Indonesia terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan, hal ini dibuktikan dengan temuan data bahwa 7,2% pada tahun 2013 persentase naik menjadi 9,1% pada tahun 2018. Diperkuat juga dengan data bahwa pada tahun 2021 jumlah perokok aktif Indonesia baik muda maupun tua sudah menyentuh angka 69,1 juta orang.

Jumlah perokok Indonesia justru berbanding terbalik dengan negara Paman Sam Amerika Serikat yang hanya menyentuh angka 11,5% atau sekitar 28 juta masyarakat AS yang mengalami penurunan drastis dari 44 juta masyarakat pada tahun sebelumnya.

Temuan data-data tersebut sangat menghawatirkan bagi generasi muda khususnya Gen Z yang sangat terancam dan rentan terpapar dampak negatif dari rokok yang nyatanya memiliki 1.500 zat adiktif yang tentu saja berbahaya bagi kesehatan.

Alangkah baiknya pemerintah menerapkan regulasi tegas terhadap industri tembakau meski kenyataanya Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tembakau terbesar di dunia saat ini, sekaligus penyumbang cukai terbesar pada negara.

Namun pemerintah harus tetap memperhatikan kesehatan anak-anak, remaja dan seluruh masyarakat Indonesia sebagai prioritas utama.

Pemerintah harus memikirkan bagaimana cara menangani hal ini tanpa harus mematikan industri tembakau, serta mencari cara agar negara tidak terlalu bergantung pada industri tersebut demi kesehatan masyarakat Indonesia. Karena dengan langkah-langkah yang tepat anak-anak kita dapat terlindungi dari ancaman bahaya rokok dan prevalensi perokok dapat menurun.

Author – (Andrean/Ext) Editor – (Ajeng/Ext)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *